Selama kuartal pertama 2016, aktivitas pasar ritel di Jakarta terpantau tidak terlalu aktif. Hal ini disebabkan tidak adanya pasokan baru, lantaran kebijakan moratorium yang dirilis Pemda DKI Jakarta beberapa tahun lalu.Transaksi ruang ritel eksisting di Jakarta selama kuartal ini, didominasi penyewa di sektor kuliner. Shaburi, Gyukukau, Negiya dan Sate Khas Senayan adalah diantara penyewa yang melakukan ekspansi pada kuartal ini.
Berdasarkan hasil riset Cushman & Wakefield, para penyewa baru tersebut umumnya menggantikan penyewa lama, sehingga tidak terlalu memengaruhi tingkat hunian pasar ritel Jakarta.
Sementara itu, beberapa pusat perbelanjaan strata mengalami penurunan tingkat hunian di kuartal pertama tahun ini.
Tingkat Hunian Stabil
Cushman & Wakefield mencatat, rata-rata tingkat hunian pasar ritel di Jakarta secara kuartalan mengalami sedikit kenaikan sebesar 0,1%, namun secara tahunan mengalami sedikit penurunan sebesar 0,7% dan mencapai level 84,8%, dengan ruang kosong sebesar 609.400 m2.
Berdasarkan sub-sektor, tingkat hunian pusat perbelanjaan sewa di Jakarta secara kuartalan mengalami sedikit kenaikan sebesar 0,1% dan mencapai level 90,2% pada kuartal ini. Sementara itu, tingkat hunian pusat perbelanjaan strata-titleterpantau stabil di level 70,8%.
Ritel Sewa Mendominasi
Dengan tidak adanya pasokan baru pada kuartal pertama tahun ini, total pasokan kumulatif pusat perbelanjaan di Jakarta berada di angka 4.000.900 m2, yang terdiri dari 2.885.800 m2 pusat perbelenjaan sewa (72,1%) dan 1.115.100 m2 pusat perbelanjaan strata-title (27,9%).
Pada 2016 ini, sebanyak 311.000 m2 ruang ritel direncanakan akan memasuki pasar. Hampir semua pasokan yang akan datang merupakan pusat perbelanjaan sewa. Jika pusat-pusat perbelanjaan yang direncanakan dapat terbangun sesuai jadwal, maka Jakarta akan memiliki total ruang ritel sebesar 4.311.900 m2 pada akhir tahun ini.
Secara kuartalan, rata-rata harga sewa kotor dalam Rupiah meningkat sebesar 1,1% dan naik 1,6% secara tahunan. Pada akhir Maret 2016, rata-rata harga sewa dasar untuk lokasi premium untuk unit specialty shop di lantai dasar tercatat sebesar Rp694.600 per meter persegi per bulan, atau naik sekitar 1,0% secara tahunan. Di sisi lain, harga rata-rata untuk service charge sebesar Rp139.900 per meter persegi per bulan, atau naik 4,9% dibandingkan tahun lalu.
Pasar Sehat, Harga Naik
Cushman & Wakefield memprediksi, pasar ritel di Jakarta akan mencapai tingkat penyerapan yang sehat hingga akhir 2016. Pusat perbelanjaan yang sedang dibangun diperkirakan akan mengalami tingkat pre-commitment yang cukup tinggi.
Kendati demikian, kegiatan fit-out diperkirakan akan menahan rata-rata tingkat hunian dalam jangka pendek. Pusat perbelanjaan sewa diperkirakan akan tetap mendominasi pasokan yang akan datang. Sementara, harga sewa dan service charge diperkirakan akan naik di 2016 ini.
Sumber : Rumah.com