Senin, 22 Juni 2015

Belajar dari Zuckerberg

Bersyukurlah kita yang ditakdirkan memperoleh kontrak hidup di masa sekarang. Pasalnya, kita berkesempatan menyaksikan dan mengalami dunia dalam sebuah era yang kerap diidentifikasi sebagai era digital. Dominasi bidang Teknologi Informasi sudah sedemikian hebatnya hingga bahkan anak-anak kita yang lahir belakangan disebut sebagai generasi “NATIVE DIGITAL”. Penduduk Pribumi Dunia Digital !!! Woowww !!!

Di samping memberikan kemudahan dalam banyak aspek kehidupan, booming Teknologi Informasi juga melahirkan figur-figur inspiratif baru. Mereka yang meraih puncak sukses di usia yang relatif masih sangat muda. Mark Zuckerberg, sang arsitek situs media sosial FACEBOOK adalah satu di antaranya. Berikut adalah beberapa inspirasi dari seorang Zuckerberg yang kiranya bersifat universal dan dapat diterapkan pula dalam bisnis properti.

1. Manfaat

FACEBOOK besar karena manfaat. Berapa banyak komunikasi yang dipermudah? Berapa banyak silaturahim yang bisa kembali tersambung lewat situs itu? Berapa banyak bisnis yang tercipta? Berapa banyak kebahagiaan yang lahir? Dalam bisnis properti pertanyaan sejenis juga perlu dipertimbangkan sebelum membuat sebuah produk. Sebuah ungkapan terkenal menyatakan “marketing is helping”. Apa MANFAAT produk kita bagi orang lain? Bukankah orang membeli untuk memperoleh manfaat?

2. Tanpa Pamrih

Dengan jumlah pengguna yang demikian banyak,  berapa besar server yang harus disediakan oleh Bang Mark? Berapa biaya yang harus dikeluarkan? Nyatanya kita tidak perlu membayar untuk menggunakan FACEBOOK. Mereka memperoleh pembiayaan dari iklan, dari pengguna yang memanfaatkan situs itu untuk tujuan komersial. Artinya, ada wilayah sosial yang tanpa pamrih dan ada wilayah bisnis yg terpisah.
Dalam bisnis properti, tentu kita menjual produk untuk memperoleh income. Tetapi ada wilayah di luar jual-beli yang bisa kita lakukan tanpa pamrih bagi orang lain. Membahagiakan konsumen, pekerja, dan lingkungan antara lain. Contoh paling mudah, jika kita menggunakan sebuah situs untuk menjual produk, apakah keseluruhan isinya bersifat komersil? Adakah hal lain yang bisa kita berikan dari situs itu yang bermanfaat bagi orang banyak dan tanpa pamrih? Memuat tulisan bermuatan edukasi misalnya atau membagikan ebook gratis?

3. Tanpa Pamer

Pernahkah kita melihat Zuckerberg menulis status: “Puji Tuhan, hari ini berhasil mempertemukan 1 juta teman lama yang sudah terpisah bertahun-tahun. Semoga besok lebih banyak lagi.” ? tentu tidak. Maka, meski kita sudah mampu memberikan manfaat dan kontribusi tanpa pamrih, sikap Mas Zuckerberg ini perlu ditiru. Biarlah produk propeti kita yang terpamerkan karena sekali lagi sifatnya komersil. Nah, kita sendiri? “Keep Calm and Sell Properties”. Biarkan diri kita menjadi “langka” karena tidak dijual dan “mahal” karena tanpa pamrih alias tak ternilai harganya.. hehe..

4. Sederhana
 
zuckerberg dan jimat kaos oblong abu abuKalau cukup jeli memperhatikan, pasti kita akan bertanya-tanya. Bagaimana mungkin, seorang milyarder muda seperti Zuckerberg sehari-hari hanya menggunakan kaos oblong. Sama pula seperti tak pernah diganti. Entah karena satu-satunya atau memang punya stok banyak di rumah. Yes.. kaos oblong abu-abu yang itu… yang selalu dipakai bersama jeans.
Banyak cerita kesederhanaan dari tokoh-tokoh besar. Kita tahu misalnya, Jeff Bezos, sang pemilik Amazone, hanya menggunakan mobil merk Honda Accord tahun 1996 yang harganya saat ini kisaran 40 jutaan! Bandingkan dengan penghasilannya. Bandingkan dengan kita.. hehe.. Nah hubungannya apa dengan properti? Silahkan direnungkan oleh para pebisnis properti…


Semoga bermanfaat.

(Zidni Ilman)

Sumber :  yukbisnisproperti.org

0 komentar:

Posting Komentar